Skip to main content

Emak is the Best Mother

Ibu. Tiga huruf (-I-B-U) ini membuat jiwaku bergetar saat ia gunda. Melayang jiwa ini saat ia memujiku. Terbang bersemangat ketika ingin membahagiakannya. Aku siap berkorban demi Ibu. Ibu aku anakmu.

Sosokmu yang mengandungku 9 bulan dan mendidikuk di masa kecil telah menancapkan cinta ke dalam sanubariku.Kusadar tak mampu aku membalasnya. Kau mengajariku cinta. Mengajariku berbicara dengan hati. Menyentuh alam raya dengan kasih sayang.

Aku menyapa Ibuku dengan Emak. Dalam bahasa yang tiap hari kugunakan adalah Bugis. Sapaan cinta pada sosok Ibu disebut Emak.Emak sebutan kasih sayang penuh kemanjaan ketika kita menyapannya. Saat kita penyapa Emak, kita mampu melihat ketulusan orangtua kita ini yang bernama kaum hawa.

Aku masih ingat kuat masa-masa indah berada dipelukan Emak. Damai sekali. Tenang. Penuh gairah menghadapi hidup membentang luas. Tiada tanya di hati ini. Kala itu, aku hanya pasra dipapah Emak. Tekadku hanya satu kala itu,kan membahagiakan Emak. Di masa depanku kelak bersama sentuhan cinta Emak aku bisa bertahan tumbuh dewasa. Ini yang kuinginkan. Emak merespon geloraku untuk mencintai Emak setulus hatiku. Membalas kasihnya yang suci.

Subhanalloh, Emak hanya seorang rumah tangga dan sesekali membantu suaminya di sawah. Tapi jiwa keibuannya yang peka mencintai anaknya dengan hati mampu merespon keinginan anak-anaknya. Emak yang tak pernah mengenyam bangku sekolah, tapi mampu memberi warna indah di tengah anak-anaknya. Itu terdeteksi dari anaknya, mencintainya penuh pengabdian. Dan rasa tanggungjawab.

Emak yang buta huruf menyentuh anaknya dengan didikan kelembutan. Didikan yang dibutuhkan hati seorang anak untuk berkembang. Emak pelukis warna masa depan anaknya sesuai didikan yang ada sekarang. Demoratis. Toleran. Dan Sedikit disiplin.

Luar biasa dahsyat sentuhan Emak. Ketangguhan Emak, begitu tiap hari menghadapi kami anak-anaknya yang kurang bisa diatur. Tapi Emak tiada marah. Tiada kesal. Apalagi menyerah mendidik kami. Emak seperti putri surga dalam hidupku tak ada tandingannya mendidik kami. Beliau mentrasper makna kehidupan dalam benak kami anak-anaknya yang 11 orang itu. Sayang tiga buah hati kembali pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hanya satu kata, Terima Kasih Pahlawanku. Emak I Love you Full.

Comments

Popular posts from this blog

Kisahku II

Dari sebelas bersaudara tiga orang kakaku sudah kembali keharibaan-Nya. Emak-Bapak bukan keturunan darah biru di tanah bugis Pangkep.Gapak demikian juga, kedua orangtuaku rakyat biasa. Karena itu pula, di depan namanya tak ada sebutan Andi termasuk kami anak-anaknya seperti nama Andi Mallarangeng, Andi Golib, Andi Mattalatta dan semacamnya. Namun, dalam lubuk hati yang terdalam kedua orangtuaku punya visi besar membangun keluarga. Meski selama di KI jakarta aku menyalagunakan nama Andi untuk strata sosial. Khususnya pemilihan organisasi...hehehe Profesi Bapak adalah petani padi di kampung Galungboko, desa Kabba Kabupaten Pangkep, Suawesi Selatan. Emak seorang rumah tangga yang sesekali ke sawah membantu suaminya jika usai mengurus anak-anaknya di rumah. Biasanya Emak punya jatah libur di sawah setelah melahirkan. Anak berusia setahun sudah bisa dititip di rumah keluarga sebelah rumah. Rumah Tante Nabe'. Di situ saudaraku yang masih kecil ditampun hingga orangtua pulang dari sawah. ...

Kisahku (Galungboko)

Masa kecilku dihabiskan di kampung Galung-boko. Bapak-Emakku juga lahir dari Galung-boko. Artinya, Emak-Bapak sekampung. Nenek-Kakek dari Bapak-Emak juga lahir di sini. Hingga kini, sanak keluargaku menetap tingga di sini. Hampir seratus persen di kampung ini keluargaku. Jika bukan ada penduduk bukan dari sanak keluargaku, bisa disebut pendatang baru di kampungku. Mayoritas keluargaku menikah dengan hubungan darahnya. Alasan nenek moyangku menikahkan anak cucunya satu darah agar harta yang akan dibagi tidak ke keluarga orang lain. Kan sayang, begitu kata Pamanku saat aku masih berusia 11 tahun. Aku dengar paman Manji saat berbincang dengan orang di depan rumahku. Dan pemahaman seperti ini berakarkuat di kampungku hingga saat ini. Dalam bahasa bugis, galung artinya sawah. Sedangkan boko adalah membelakangi. Arti kampungku "Galung-boko" sawah yang dibelakangi. Memang jika dilihat rumah penduduk di kampungku membelakangi sawah. Hampir semua sawah yang ada di belakang rumah. Ya, ...

Kisahku (Emak Ello Menre Mekka)

Aku baru tahu penyebab Emak amat perhitungan mengeluarkan uang dari lemari uang. Emak ingin naik haji. Lemari uang Emak mirip berangkas fugsinya. Hanya bentuknya agak beda. Lemari uang Emak mirip lemari kaca. Di atasnya menaruh pakaian keluarga yang masih baru. Di lacinya Emak menaruh uang dan beberapa barang berharga seperti emas dan surat berharga dibungkus kain. Yang bisa mengoperasikan lemari itu hanya Emak. Lemari itu hanya Emak yang tahu kuncinya dimana ditaruh. Emak menaruh kuncinya berpindah. Tujuan agar orang yang melihat menaruhnya kesulitan mencarinya. Saking seringnya berpindah tempat Emak menaruh kuncinya.Berapa kali Emak kebingungan sendiri. Emak sering lupa ditaruh dimana kunci 'berangkas' itu. Jika kondisi seperti itu Emak kelimpungan. Panik. Uang yang dikumpulkan dari hasil jual telur, gabah, sapi dan lainnya hilang seketika. Emak terkadang berpikir demikan. Hal-hal yang tak mungkin terpikirkan Emak pikirkan. "Jangan-jangan ada pencuri yang memasuki rumah ...